Sabtu, 18 April 2015

psikologi sastra


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Sedangkan sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis-menulis. Maka jika diartikan secara keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu yang mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaannya.
Menurut Ratna “Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis”. Artinya, psikologi turut berperan penting dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra.. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan melahirkan ilmu baru yang disebut dengan “Psikologi Sastra”. Artinya, dengan meneliti sebuah karya sastra melalui pendekatan Psikologi Sastra, secara tidak langsung kita telah membicarakan psikologi karena dunia sastra tidak dapat dipisahkan dengan nilai kejiwaan yang mungkin tersirat dalam karya sastra tersebut.
Jadi. Pendekatan psikologis ini adalah analisis atau kritik terhadap suatu karya sastra yang menitik beratkan pada keadaan jiwa manusia, baik terhadap pengarang, karya sastara, maupun pembaca.
Menurut Aminuddin dan semi pendekatan psikologi sastra dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal,diantaranya :
 Untuk memahami aspek kejiwaan pengarang dalam kaitanya dengan peroses kreatif karya sastra yang dihadirkanya
 Untuk mengeksplorasi segi-segi pemikiran dan kejiwaan tokoh-tokoh utama cerita.


Keperibadian menurut frued pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu: a) id atau es, b) ego atau ich, c) super ego atau uber ich. Isi id adalah dorongan-dorongan primitive yang harus dipuaskan, salah satunya libido. Id dengan demikian merupakan kenyataan subjektif primer. Didiunia batin sebelum individu memiliki pengalaman tentang dunia luar. Ego bertugas untuk mengontrol Id, sedangkan super Ego berisi kata hati.



Ada tiga sasaran dalam menganalisis karya sastra; yaitu
 Analisis psikologi pengarang.
 Lebih menekankan bagaimana keadaan jiwa pengarang tersebu.
• Melacak riwayat hidup pengarang, kesimpulanya dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra pengarang tersebut,karena keadaan batin pengarang banyak yang dimasukan dalam karya sastranya
 Analisis psikologis karya sastra
• Didasarkan pada anggapan bahwa dalam karya sastra terdapat tokoh-tokoh atau peribadi-peribadi secara kejiwaan memiliki karakteristik khas yang dapat dipahami melalui teori psikologi, ini merupakan bahan analisis dari segi instrinsik, karena menekankan pada penokohan, perwatakan dan konflik.
• Unsur Intrinsik
o Protagonist
o Antagonis
 Efek karya sastra pada pembaca
• Tentunya memiliki daya tarik tersendiri kepada pembaca dan bagaimana respon pembaca terhadap karya yang dibaca.

0 komentar :

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com