Kamis, 30 April 2015

bahasa sebagai kajian linguistik



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada tahap sebelum perumusan teori linguistik, seperti pada tahap spekulasi, pada tahap klasifikasi dan observasi, para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, dan sampai pada perumusan teori.
Dalam sejarah kajian kebahasaan dan perkembangannya, linguistik dipenuhi dengan berbagai aliran, paham, dan pendekatan yang dari luar tampaknya sangat ruwet. Namun sebenarnya semua itu akan menambah wawasan kita tentang bidang dan kajian linguistik. Lebih lanjut akan dibicarakan tentang Bahasa Sebagai Objek Kajian Linguistik. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti menggunakan bahasa untuk berinteraksi satu sama lain.
Uraian tentang hakikat bahasa sebenarnya sudah memberikan gambaran tentang karakteristik bahasa. Dalam urian bentuk ditegaskan secara lebih eksplisit tentang karakteristik bahasa itu. Para ahli bahasa pada umumnya memberikan hakikat bahasa dengan menyajikan karakteristiknya, di samping dengan menyajikan definisinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa objek linguistik ?
2. Apa yang dimaksud dengan bahasa ?
3. Apa karakteristik dan fungsi bahasa ?
4. Adakah perbedaan istilah parole, langue dan langage ?




C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain :
1. Ingin mengetahui tentang bahasa sebagai objek kajian linguistik.
2. Ingin mengetahui tentang pengertian bahasa.
3. Ingin mengetahui tentang karakteristik dan fungsi bahasa.
4. Ingin mengetahui tentang perbedaan istilah parole, langue dan langage.


D. MANFAAT PENULISAN
Untuk penulis : semoga dengan menulis makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis.
Untuk pembaca : semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca.













BAB II
PEMBAHASAAN

A.Objek Linguistik Bahasa
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajianya. Sebagai ilmu, linguistik kini sudah diakui keotonomianya karena linguistik telah mengembangkan satu prosedur dalam tata cara penelitianya. Linguistik mendekati bahasa sebagai bahasa, sebagai satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, unik, produktif, dinamis, dan bervareasi ( tentang ciri-ciri hakikat bahasa ini lebih jauh lihat Chaer (1994) atau Sibarani(1992)
1. Pengertian Bahasa
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga sering kali membingungkan. Untuk jelasnya, coba perhatikan pemakaian kata bahasa dalam kalimat berikut!

• Dika belajar bahasa inggris, nila belajar bahasa jepang.
• Manusia mempunyai bahasa, sedangkan binatang tidak.
• Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahu bahasa itu.
• Dalam kasus itu ternyata lurah dan camat tidak mempunyai bahasa yang sama.
• Katakanalah dengan bahasa bunga!
• Pertikaian itu tidak bisa diselesaikan dengan bahasa militer.
• Kalau dia memberi kuliah bahasanya penuh dengan kata dari pada dan akhiran ken.
• Kabarnya, nabi sulaiman mengerti bahasa semut.
Kata bahasa pada kalimat pertama, jelas menunjukan pada bahasa tertentu. Jadi, menurut peristilahan de Saussure adalah sebuah langue. Pada kalimat ke-2, kata bahasa menunjuk bahasa pada umumnya; jadi, suatu langage. Pada kalimat ke-3 kata bahasa berarti ‘sopan santun’; pada kalimat ke-4 kata bahasa berarti ‘kebijakan dalam bertindak ‘; pada kalimat ke-5 kata bahasa berarti ‘maksud-maksud dengan bunga sebagai lambang ‘; pada kalimat ke-6 kata bahasa berarti ‘dengan cara ‘; dan pada kalimat ke-7 kata bahasa berarti ‘ujarannya‘; pada kalimat ke-8 kata bahasa bersifat hipotetis.
Dari keterangan diatas bisa disimpulkan hanya pada kalimat (1), (2), dan (7) saja kata bahasa itu digunakan secara harfiah, sedangkan pada kalimat lain digunakan pada secara kias. Bahasa sebagai objek linguistic adalah seperti yang digunakan pada kalimat (1) , kalimat (2), dan kalimat (7). Pada kalimat (1) bahasa sebagai langue, pada kalimat (2) bahasa sebagai langage, dan pada kalimat (7) bahasa sebagai parole.

Dalam pendidikan formal disekolah menengah, kalau ditanyakan apakah bahasa itu, biasanya akan dijawab, “Bahasa adalah alat komunikasi”. Jawaban ini tidak salah, tetapi juga tidak benar, sebab jawaban itu hanya menyatakan “Bahasa adalah alat”. Jadi, fungsi dari bahasa itu yang dijelaskan, bukan “sosok” bahasa itu sendiri. Memang benar. Fungsi bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, tetapi pertanyaan yang diatas bukan“Apakah fungsi bahasa?”, melainkan “Apakah bahasa itu?”. Maka jawabannya haruslah berkenaan dengan “sosok” bahasa itu. Bukan tentang fungsinya. Jawaban, bahwa “Bahasa adalah alat komunikasi”, untuk pertanyaan “apakah bahasa itu ?” memang wajar terjadi karena bahasa itu adalah fenomena social yang banyak seginya. Sedangkan segi fungsinya tampaknya merupakan segi yang paling menonjol diantara segi-segi yang lainnya. Karena itu tidak mengherankan kalu banyak juga pakar yang membuat definisi tentang bahasa dengan pertama-tama menonjolkan segi fungsinya itu, seperti Sapir (1221:8). Badudu (1989:3), dan Keraf (1984:16). Jawaban terhadap pertanyaan “apakah bahasa itu?” yang tidak menonjolkan fungsi tetapi menonjolkan “sosok” bahasa itu adalah seperti yang dikemukakan Kridalaksan (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982): “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok social untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri”. Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber (1964:21), Wardhaugh (1977:3) Trager (1949:18), de Saussure (1966:16), dan Bolinger (1975:15).

2. Karakteristik Bahasa



















Langage adalah sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara verbal diantara sesama pemakai bahasa. Langage ini bersifat abstrak. [6] dan juga bersifat universal [7], sebab langage adalah satu sistem lambang bunyi yang digunakan manusia pada umumnya, bukan manusia pada suatu tempat atau masa tertentu. Dalam bahasa Indonesia langage bisa dipadankan dengan kata bahasa seperti terdapat dalam kalimat “ manusia mempunyai bahasa, binatang tidak”. Jadi, penggunaan istilah bahasa dalam kalimat tersebut, sebagai padanan kata langage, tidak mengacu pada salah satu bahasa tertentu, melainkan mengacu pada bahasa umumnya sebagai sarana komunikasi manusia.



Istilah kedua dari konsep de Saussure [8]tentang bahasa adalah langue, [9] langue adalah sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Langue mengacu pada satu sistem lambang bunyi tertentu yang jika dipadankan dengan bahasa dalam bentuk kalimat “Joni belajar bahasa Arab, sementara Taufik belajar bahasa Sunda”. Sebagaimanalangage, langue juga punya pola, keteraturan, atau kaidah-kaidah yang dimiliki manusia, akan tetapi kaidah-kaidah itu bersifat abstrak alias tidak nyata-nyata digunakan.



Jika istilah langage dan langue bersifat abstrak, maka istilah yang ketiga dari konsep Saussure tentang bahasa yaitu Parole itu bersifat konkret. Karena parole itu merupakan pelaksanaan dari langue dalam bentuk ujaran/tuturan yang dilakukan oleh anggota masyarakat di dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam bahasaIndonesia bisa dipadankan dengan bahasa dalam kalimat “ Kalau Kiayi Abd Wafi pidato, bahasanya penuh dengan kata demikian”. Jadi parole itu bersifat nyata, dan dapat diamati secara empiris.



Dari pembahasan mengenai istilah langage, langue dan parole diatas terlihat bahwa kata atau istilah bahasa dalam bahasa Indonesia menanggung beban konsep yang amat berat. Ketiga istilah dalam bahasa Perancis menurut konsep de Saussure [10] tersebut dipadankan dengan satu kata bahasa (dalam bahasa Indonesia), walaupun konteksnya berbeda-beda.

0 komentar :

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com