Kamis, 30 April 2015

pengantar metode penelitian

B. Definisi Metode
Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin. Sedangkan methodos itu berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudahnya, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam penertian yang lebih luas dianggap sebagai cara-cara, strategis untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan realitas sebab akibat berikutnya. Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami.
Metode adalah suatu perosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis. Siswantoro dalam bukunya berpendapat metode berarti cara yang dipergunakan seorang peneliti didalam usaha memecahkan masalah yang diteliti. Oleh sebab penelitian merupakan kegiatan ilmiah, metode harus sistematis atau prosedur, sistematis artinya seorang peneliti harus bekerja secara teratur didalam upaya memecahkan masalah. Ia tidak bias bergerak dari satu aspek atau fase keaspek atau fase lain secara serampangan. Gerakan atau cara berpikir harus tetap terjalin antara aspek yang satu dengan aspek lain secara terpadu (solid). Kepaduan berfikir secara runtut adalah cermin cara kerja yang sistematis, sehingga penelitian terhindar dari cara kerja acak.
Peran metode sangat penting didalam penelitian sebagaimana diungkapkan oleh Hadari Nawawi: (1) Menghindari cara pemecahan masalah dan berfikir spekulatif. (2) Menghindari cara pemecahan atau cara bekerja yang bersifat terial and error. (3) Meningkatkan sifat objektifitas dalam menggali kebenaran pengetahuan.
C. Metodologi Penelitian
Pada dasarnya, semua metode penelitian mengikuti prosedur yang lazim, semuanya dirumuskan dengan baik . Itu merupakan prosedur pemecahan masalah dijelaskan dengan menyebutkan metode-metode ynag dipakai dan tata kerja yang akan ditempuh oleh peneliti. Kekeliruan dalam menentukan metode, berakibat pada terganggunya validitas peneliti, sehingga kebenaran hasil penelitian tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk kebutuhan peneliti sastra dan pada umumnya metode pengumpulan data lebih bersifat kulitatif. Yakni data dikumpulkan melalui penelusuran literatur atau dokumen yang relevan atau melalui wawancara mendalam kepada para pakar atau ahli atau kepada narasumber lain yang relevan. Data yang dikupulkan berfungsi untuk menopang beberapa asumsi teoritis yang dirumuskan diawal. Namun berbeda dengan metode penelitian kuantitatif, data yang berhasil dikumpulkan dianalisis untuk memperoleh kedalaman dan penjelasan lebih jauh terhadap pertanyaan penelitian. Sedangkan dalam penelitian kuantitatif data yang diperoleh berfungsi untuk membuktikan hipotesis dan analisis data dilakukan untuk melihat kecendrungan umum dan hubungan antara variable-vareabel penelitian.
Pada bagian metode penelitian dijelaskan cara penelitian itu akan dilakukan, yang didalamnya mencakup bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel dan data yang hendak disediakan dan analisis data.
Bahan atau materi penelitian dapat berupa uraian tentang populasi dan sampel penelitian, serta informan, ketiga ini harus dijelaskan secara sepesifik, termasuk menyebutkan dengan jelas sifat dan kategori populasi, sampel, dan responden penelitian, sempel penelitian dapat berupa lokasi atau daerah pemukiman pemakaian bahasa tertentu, misalnya untuk meneliti dialektologi.
Alat, dimaksudkan disini adalah alat penjaringan data, seperti instrument penelitian yang berupa daftar pertanyaan. Tentang instrumen penelitian ini harus dijelaskan secara jelas, misalnya mengapa memilih dua ratus kosa kata dasar untuk penentuan kekerabatan bahasa dalam penelitian linguistik historis komparatif .
Jalan penelitian, maksudnya uraian yang terinci tentang cara melaksanakan penelitian. Termasuk dalam cakupan uraian dalam jalan peelitian ini adalah tahapan-tahapan yang akan dilakukan pertahunnya jika penelitian itu dilaksanakan dalam beberapa tahun. Namun, jika penelitian itu hanya dilangsungkan dalam waktu setahun, harus dijelaskan tahap awal sampai akhir yang akan dilalui dalam penelitian.
Untuk variabel yang hendak dipelajari serta data hendak dikumpulkan harus dijelaskan secara rinci baik yang mencakup jenis maupun kisarannya. Termasuk hal data ini, haruslah diterangkan tentang metode dan teknik yang digunakan dalam rangka menyediakan data bagi keperluan analisis. Adapun untuk analisis data harus mencakup tentang metode dan teknik yang akan digunakan. Pemilihan penggunaan metode dan teknik tertentu dalam penyediaan dan analisis data hendaknya dijelaskan dasar logikanya sehingga bener-benar kebermanfaatan dan kebergunaan metode dan teknik itu sudah disadari oleh peniliti sedari awal.

D. Ruang Lingkup Metodologi
Ruang lingkup menetapkan batasan-batasan dari penelitian. Keterbatasaan adalah suatu fase atau aspek dari dari penyelidikan yang mungkin berpengaruh pada hasil setudi. Metodologi berkenaan dengan masalah tujuan penelitian, metode yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Istilah- istilah mungkin berubah dan dengan demikian berbeda diantara para ilmuwan, tetapi subtansi dan definisi permasalahan yang dibicarakan harus sama. Atas dasar kekhasan sifat karya sastra. Maka sejumlah metode yang harus dibicarakan dalam analisis karya sastra, diantaranya; metode intuntif, hermeneutika, formal. Setiap metode memiliki kedudukan dan kualitas yang sama. Pengunaannya tergantung dari tujuan yang akan dicapai. Yang berbeda adalah kualitas penelitian yang dihasilkan oleh masing-masing peneliti.

1. Metode yang digunakan
 Studi kasus
Kadang-kadang melibatkan kita dengan unit sosial yang terkecil seperti perkumpulan, keluarga, sekolah, atau kelompok remaja. Dalam mencari pemecahan masalah-masalh penting, kita akan membutuhkan unit tersebut.
 Survei
Ini mempunyai dua lingkup ; yaitu sensus dan survei sampel. Sensus adalah survei yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan. Sedangkan sampel survei adalah dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi.

2. Pengumpulan data
Dalam kajian pemakaian bahasa ada beberapa cara pengumpulan data, antara lain dengan cara observasi, survei, dan wawancara.
 Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan melihat dan menghayati perilaku berbahasa didalam suatu peristiwa tutur. Metode ini digunakan dengan alasan bahwa suatu perilaku berbahasa hanya dapat dipahami bener apabila disaksikan didalam situasi yang sebenarnya yang berada didalam konteks yang lengkap.
 Survei
Metode survei adalah metode penelitian untuk mengumpulkan dan menganalisis data melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang berstruktur dan terinci dengan tujuan memperoleh informasi dari sejumlah besar responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Misalnya untuk mengetahui profil pemakaian bahasa atau dialek dalam suatu masyarakat yang multietnis an multilingual.



 Wawancara
Sebagai instrumen dalam pengambilan data penelitian ilmu-ilmu sosial, termsuk penelitian sosiolinguistik, pemakaian bahasa, sebenarnya mirip dengan metode survei. Keduanya menggunakan sejumlah pertanyaan untuk menjaring informasi atau data dari responden.


3. Metode Hermeneutika (Metode Ta’wil)
Secara bahasa.hermeneutika berasal dari bahasa Yunani, hermeneia yang berarti berekspresi atau mengatakan, menerangkan, dan menerjemahkan yang ketiganya berkaitan erat dengan interpretasi. Hermeneutika adalah pembacaan ulang (retroaktif) terhadap suatu teks seperti karya sastra sesudah pembacaan heuristik (berdasarkan struktur bahasa atau makna tingkat pertama). Hermeneutika berarti proses penguraian yang bertolak dari isi dan makna yang tampak menuju makna yang tersembunyi. Dalam pembacaan hermeneutik, seorang pengkaji teks, termasuk di dalamnya teks sastra, harus berusaha memahami secara kreatif makna sastra yang ada di balik struktur. Dalam hal ini, hermeneutika mengacu pada makna (pesan) teks yang bersifat inner, transendental. dan latent (tersembunyi), tidak pada makna yang manifest (nyata). Tujuannya adalah untuk mendapatkan cakrawala yang dikehendaki sesungguhnya oleh teks, yang dalam teks sastra umumnya bersifat simbolik dan metaforik.
Dalam bahasa simbolik, terdapat makna lapis pertama (makna referensial atau denotatif) yang bisa ditangkap dengan pemahaman bersahaja dan makna konotatif yang tersembunyi di balik makna pertama yang lebih dalam. Caranya adalah dengan menggunakan penglihatan batin, mendayagunakan sepenuhnya akal kontemplatif serta imajinasi kreatif dengan memperhatikan teks dan konteksnya.

4. Metode Intuitif
Metode Intuitif adalah kemampuan dasar manusia untuk memahami unsur-unsur kebudayaan . manusia memahami kebudayaan jelas dengan pikiran dan perasaan, yaitu dengan intuisi, penafsiran, unsur-unsur, sebab akibat dan seterusnya. Sejajar dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka setiap komponen diperbaharui sekaligus disesuaikan dengan objek yang dipahami.


5. Metode formal
Secara etimologis formal berasal dari kata forma (latin), berarti bentuk, wujud. Metode formal adalah analisis dengan dengan mempertimbangkan aspek-aspek formal, aspek-aspek bentuk, yaitu unsur-unsur karya sastra. Dalam metode formal dengan menggunakan teori strukturalisme, peneliti mengkaji aspek intrinsik karya sastra. Aspek atau unsur intrinsik dari prosa meliputi tema (fikrah), alur (habkah), latar (khalfiyah), tokoh (syakhsiyyah), dan gaya bahasa (uslub). Sedangkan unsur intrinsik dalam puisi terdiri dari tema, gaya bahasa (uslub), ritme atau irama (bahr atau wazan dalam puisi tradisional Arab), rima (qafiyah dalam puisi Arab tradisional), diksi (pilihan kata), dan enjambemen (sambung menyambungnya baris atau larik seperti qasidah yang barisnya dua sejajar atau ruba’iyyat yang barisnya empat tersusun ke bawah). Semua unsur tersebut memiliki interrelasi dan saling ketergantungan


0 komentar :

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com